SAMPAH PANGAN Part 1: BAGAIMANA MENGATASINYA DAN MENGUBAH MENJADI KEBAIKAN
- foodsmartcityina
- Jan 7, 2019
- 1 min read
Secara global sepertiga pangan diperkirakan terbuang sia-sia, sebelum dikonsumsi manusia, dengan berat 1,3 milyar ton senilai 990 milyar dolar AS (FAO, 2017). Ironisnya terdapat 805 juta orang yang kelaparan. Pangan yang terbuang sebagai sampah menjadi gambaran tersia-sianya tenaga kerja, air, energy, lahan dan asupan lainnya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pangan. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB tumpukan sampah pangan juga meningkatkan jumlah emisi gas rumah kaca.

Di Indonesia pada tahun 2017, volume sampah mencapai 65,8 juta ton, dan diperkirakan akan meningkat hingga 66,5 juta (KLHK, 2017). Sebagian besar merupakan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga yang belum tuntas pemilahannya serta menimbulkan serangkaian masalah. Indonesia dikenal sebagai Negara pembuang sampah plastik terbanyak di dunia karena serampangan mengatasi sampah. Tidak pelak penanganannya harus dimulai sejak di awal agar sampah tidak menjadi masalah.
Mengurangi sampah pangan menjadi perhatian pihak, dari lembaga internasional, pemerintah, lembaga penelitian, produsen, distributor, retailer dan konsumen dengan beragam ide dan solusi untuk mengatasi masalah. FAO dan Messe Dussedorf melalui pendekatan Save Food bekerjasama dengan donor, berbagai lembaga dan institusi keuangan serta mitra sektor swasta (industri pengemasan pangan dan lainnya) untuk mengimplementasikan program pengurangan sampah pangan dengan empat pilar :
kampanye tentang dampak dan solusi untuk sampah pangan;
kolaborasi dan koordinasi inisiatif global tentang pengurangan sampah pangan (food loss and food waste);
pengembangan program, kebijakan, strategi untuk mengurangi sampah pangan;
mendukung program dan proyek investasi oleh sektor publik dan swasta.
Comments